Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Kamis, 03 Oktober 2013

Nabila back to school

Nabila bersama kedua sahabatnya di kelas. Lihat senyumnya, bahagianya melihat Nabila sekarang.


Alhamdulillah akhirnya punya waktu untuk menulis kisah Nabila yang kembali bersekolah di SD Korea setelah sempat izin tidak bersekolah selama 2 minggu. Saya sengaja meminta izin kepada guru sekolah Nabila melalui guru mentor Korea untuk tidak menyekolahkan Nabila dulu sampai dia siap sekolah lagi. Cerita selengkapnya ada disini ya.

Sekarang saya mau bercerita bagaimana sampai akhirnya Nabila mau pergi ke sekolah lagi. Nabila izin tidak bersekolah tanggal 2 Juli 2013 hingga 18 Juli 2013. Setelah itu masuk liburan musim panas (summer holidays) selama sebulan terhitung sejak tanggal 19 Juli 2013 hingga 19 Agustus 2013. Wah puas banget bisa homeschooling bareng Nabila selama 1 bulan 2 mingguan. Nabila senang banget bisa belajar apapun di rumah bareng Umminya. Sampai suatu ketika saya melihat dia tampak kesepian dan bosan karena ingin bermain dengan teman sebaya tapi sudah nggak sekolah lagi. Saat saya harus sibuk memasak dan mengurus rumah juga mengurus keperluan Hafidz di pagi hari, saya melihat Nabila tampak tidak bersemangat belajar. Sempat saya tanya kenapa dia tidak bersemangat? saya tanya apa dia kangen bermain bareng teman-teman sekolahnya? Kangen belajar bersama teman-teman di sekolahnya? Nabila menjawab "nggak koq Ummi". 

Selama proses homeschooling berlangsung saya tetap melakukan pengamatan untuk melihat semua proses belajar Nabila setiap harinya, perubahan perilaku saat sekolah dan selama homeschooling serta melihat bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku Nabila. Hasil dari proses pengamatan saya menunjukkan kalau Nabila memang sangat antusias belajar bersama saya di rumah. Dia selalu tampak bersemangat mempelajari hal-hal baru yang akan dipelajari bersama. Dia paling suka jika kegiatan belajar berhubungan dengan proses membuat sesuatu seperti menggunting, menempel, menggambar, membuat rumah-rumahan, menuliskan nama-nama hewan, buah dan sayur dalam bahasa Indonesia pada kartu-kartu gambar bahasa Koreanya. Ternyata belajar apapun kalau dilakukan melalui pendekatan eksperimen memang lebih seru ya Nabila, hehe. Sebisa mungkin saya menyelingi kegiatan membuat prakarya yang saya kaitkan dengan materi belajarnya hari itu supaya dia tetap antusias belajar. Dia sudah bisa membaca buku pelajaran berbahasa Indonesia dengan lancar, bisa menulis huruf latin dengan rapi. Dan peningkatan beberapa kemampuan belajar lainnya. Alhamdulillah.

Nabila belajar memanajemen waktu kegiatannya sehari-hari. Dia belajar untuk melakukan semua kegiatannya sendiri tanpa bantuan kedua orang tuanya, dari mulai bangun tidur, membantu Ummi merapikan kasur, dan membereskan rumah, membantu Ummi memasak, merapikan buku-buku dan barangnya, mengerjakan soal matematika di buku bank soal matematika Koreanya setiap hari selama satu jam, dilanjutkan dengan berbagai kegiatan membaca, menulis, membuat prakarya yang saya ambil dari buku elektronik sekolah dan materi homeschooling yang tersebar di internet. Alhamdulillah kami berdua sama-sama menikmatinya.

Dia mampu meregulasi emosinya dengan baik, terlihat dia sudah tidak uring-uringan lagi setiap harinya dan kesal saat menceritakan semua pengalaman tidak menyenangkan yang dia dapatkan di sekolah. Dia tampak bergembira setiap hari untuk melakukan kegiatan belajar, bermain dan membantu Umminya di rumah. Dia juga makin lihai mengasuh adiknya ketika Umminya masak di dapur hehe. Meskipun pasti selalu ada episode teriak-teriakan karena Hafidz saat itu sedang belajar mengenal segala sesuatu disekitarnya dengan memasukkan apapun ke dalam mulutnya..hehehe. Dia selalu berteriak memanggil saya ketika Hafidz mulai memasukkan mainan, kertas, dan remehan biskuit yang terlewat saya buang ke tempat sampah. Pokoknya heboh dah. Setelah itu pasti ada episode nangis dari Hafidz karena keinginannya belajar "menikmati" penemuannya dilarang sama kakak dan Umminya.

Setiap malam saya selalu menanyakan ke Nabila, "kangen nggak sama guru? kangen nggak sama Yerimi dan Hatewon (nama teman dekatnya yang sama-sama satu TK), kangen nggak main sama temen sekelas? kangen nggak belajar bareng di sekolah?". Kadang saya sering melihatnya bermain boneka menggunakan bahasa Korea yang masih lancar sekali. Saya iseng bilang ke dia, " Kak, masih inget bahasa Korea ya. Masih lancar banget lho kak. Mau nggak sekolah lagi di sekolah Korea?". Dia selalu menjawab, "Nabila nggak kangen kok. Nggak mau aah main sama temen-temen di sekolah. Nggak ada yang mau main sama Nabila". Saya lalu menawarkan ke Nabila, "kak mau nggak kalau kakak sekolah di SD Korea. Sepulang sekolah, kakak bisa ambil kursus bahasa Inggris atau bikin prakarya atau main musik aja kak. Nah sapa tahu temen-temen mau ngajakin kakak main bareng di kelas itu. Seru kan kak? Homeschoolingnya tetap jalan sepulang sekolah. Gimana?". Tawaran ini saya bicarakan di saat-saat senggang bermain dan malam hari. Hingga akhirnya dia mau menerima usulan saya. Bagaimanapun Nabila membutuhkan teman untuk bersosialisasi. 

Saat saya menerapkan homeschooling, saya sering mengajak Nabila main ke taman bermain atau arena bermain setiap sore. Namun kami jarang sekali menemukan teman-teman Korea sebaya Nabila disana. Kami menyadari bahwa pada jam-jam segitu anak-anak sekolah seusia Nabila memang masih berada di kelas-kelas kursus (hakwon) di sekolah atau di luar sekolah. Mereka biasanya pulang sore hari bersamaan dengan pulangnya ayah ibunya bekerja di luar rumah. Jadi memang wajar sulit menemui anak-anak sebaya untuk bisa diajak bermain bersama. Teman-teman Indonesia baru bisa ketemu setiap akhir pekan, Sabtu dan Ahad. Sehari-harinya seringnya main sama adiknya saja yang belum berusia setahun saat itu.

Sebenarnya saya ingin sekali Nabila bisa melanjutkan sekolahnya di SD Korea dan belajar materi pelajaran Indonesia dirumah bersama saya. Harapan saya Nabila tetap bisa menikmati proses belajar dengan aturan di kelas, meregulasi dirinya mempelajari ilmu apapun yang bermanfaat dalam kondisi belajar di kelas supaya nanti Nabila tidak kaget dan bisa mudah beradaptasi jika melanjutkan sekolah di Indonesia. Kalau saya melihat pelajaran yang diajarkan di SD Korea cukup bagus karena menggunakan media yang menarik, buku-buku yang penuh gambar dan cerita, dan kegiatan yang sangat beragam, hingga berbagai kegiatan di kursus  (hakwon) yang harganya sangat murah dibandingkan jika harus mengikuti di luar sekolah.

Nabila sangat senang membaca buku-buku berbahasa Korea khususnya buku-buku ilmu pengetahuan dan buku cerita. Gambarnya sangat menarik, pesan moral yang disampaikan juga mudah dipahami anak-anak, temanya juga sangat beragam. Ini mungkin hasil dari pembelajaran selama di TK dan SD Korea dimana para guru mengenalkan anak untuk bisa belajar membaca bukan belajar membaca secara formal dan serius. Mereka menerapkan kebiasaan menyukai membaca buku cerita kepada murid-muridnya.

Setiap akhir pekan, biasanya anak-anak diminta membaca satu hingga dua buku cerita. Secara bertahap guru meminta anak-anak muridnya untuk menggambarkan cover buku cerita yang dibaca anak lalu mewarnainya, setelah itu mereka diminta menuliskan hal yang paling menarik dari buku yang sudah dibaca. 

Di kelas juga ada kegiatan membacakan buku cerita yang disukai anak dihadapan semua teman-teman sekelasnya. Menceritakan buku dengan bahasa anak dan menceritakan kesan yang paling menarik dari buku itu juga. Seru, Nabila sangat menyukai kegiatan ini. Nabila jadi lancar membaca bahasa Korea juga hasil dari kegiatan menarik ini. Setiap hari Nabila dan teman-temannya diberi kesempatan untuk membaca buku-buku pengetahuan dan cerita yang disediakan di kelas juga di perpustakaan yang mudah dikunjungi setiap waktu. Setiap hari boleh diberi izin meminjam dua buku untuk dibaca di rumah bersama kedua orang tuanya.

Saya melihat kesempatan Nabila untuk belajar mengembangkan kemampuan berbahasa asing, mempelajari buku-buku pengetahuan berbahasa Korea dan Inggris sangat berpeluang besar disini. Semuanya difasilitasi secara gratis di sekolah dan perpustakaan anak. Kegiatan membaca bukan jadi momok yang menakutkan dan membosankan bagi anak. Nabila juga sangat menikmati kesukaan membaca yang memang disukai juga oleh Ummi Abinya. 

Dulu sempat saya berfikir kalau Nabila sekolah di SD Korea, ilmu dan pengetahuan yang didapatkan di sekolah tidak akan banyak terpakai di SD Indonesia. Namun saya keliru, karena semua pengetahuan apapun yang dipelajari anak akan sangat bermanfaat bagi kognisi, perkembangan dan kepribadiannya. Tidak ada ilmu yang sia-sia untuk dipelajari, selama tidak bertentangan dengan aturan syariat Islam. Insyallah pemahaman dan pemantapan nilai-nilai Islam bisa saya kuatkan di rumah bersama suami saya. Pelajaran yang tidak berat dan disampaikan secara menyenangkan di sekolah membuat Nabila menikmati semua kegiatan di sekolahnya. Masalah dia di sekolah lebih kepada sosialisasi dan pertemanannya saja. 

Itulah beberapa alasan mengapa saya ingin tetap Nabila bersekolah di Korea. Alhamdulillah berkat bantuan mentor dan guru bahasa Korea saya akhirnya Nabila bisa bersekolah kembali. Tepat tanggal 20 Agustus Nabila diantar oleh saya dan guru bahasa Korea untuk menemui guru wali kelas Nabila. Alhamdulillah, kedatangan dan niat baik kami menyekolahkan Nabila kembali ke sekolah ditanggapi dengan penuh kebahagiaan. Guru dan teman-teman Nabila menyambut kedatangan Nabila. Semua memeluk Nabila. Guru kelas mengatakan kalau teman-teman Nabila sekarang sudah lebih dewasa untuk menyikapi perbedaan dan penampilan Nabila yang berbeda dengan mereka. Semua sekarang sangat senang menerima kehadiran Nabila kembali ke kelas. 

Sepulang sekolah Nabila sangat antusias menceritakan seluruh kegiatannya di sekolah. Nabila tampak bahagia sekali. Berbeda 180 derajat dengan kondisi sebelumnya. Selama 2 minggu saya mengikuti perkembangan dan mengamati perilaku Nabila sehari-hari. Alhamdulillah, Nabila sudah tidak tertekan lagi. Dia sudah tidak pernah "dikucilkan" lagi sama teman-temannya di kelas. Sekarang bersama kedua teman ceweknya di kelas yang sama-sama mengikuti kelas bahasa Inggris menjadi lebih akrab. Nabila tidak pernah mengadukan lagi perlakuan buruk teman-temannya seperti dulu. Alhamdulillah.

Guru Nabila juga menerima kondisi bahwa Nabila bukan anak Korea, sehingga tuntutan belajar juga tidak seketat teman-teman sekelasnya. Alhamdulillah saya berprasangka baik bahwa proses berhentinya sejenak Nabila dari sekolah selama 1 bulan 2 minggu menjadi pembelajaran yang bermakna buat semua pihak, baik bagi keluarga saya, guru wali kelasnya dan teman-temannya. 

Sekarang hampir satu bulan setengah Nabila sekolah di SD Korea. Nabila sangat menikmati proses belajar dan bermain bersama teman-teman sekelasnya. Setiap hari selalu menceritakan hal-hal yang seru dan menyenangkan yang dia lakukan di sekolahnya. Homeschooling belajar pelajaran Indonesia sebagai persiapan sekolah di Indonesia tetap saya lakukan. Alhamdulillah benar sekali janji Allah dalam firmannya : "fa inna ma'al 'usri yusro" maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-Insyirah ayat 5). "inna ma'al 'usri yusro" sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah ayat 6). Terimakasih banyak ya Allah atas karunia nikmat ini.. Nabila, Fighting! ^_^


Alhamdulillah pembangunan di sekolah Nabila sudah rampung


Ini adalah gedung baru khusus untuk ruang olahraga dan kelas les tambahan (hakwon). Nabila belajar les English disini.



4 komentar:

  1. wah... selamat dhe ya udh bisa diterima sama anak" di sd korea :D semoga tetep bisa melanjutkan pendidikan di sana, terus kembali ke Indonesia dan berkaya untuk tanah air :D
    jadi pengen kuliah di sana nantinya haha, tapi harus menunggu beasiswa OTL

    BalasHapus
  2. Wah, Ummi,,,, keren banget, meskipun masih kecil tapi Nabila sangat percaya diri dengan jilbabnya ya, Subhanallah,,,

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...