Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Senin, 23 Maret 2015

Mind Mapping Sejuta Manfaat


Sumber gambar : http://www.mindmapart.com/wp-content/uploads/2009/03/sensible-parenting-mind-map-adam-sicinski.gif

Mendengar kata Mind mapping, tentu sudah tidak asing lagi di telinga saya. Semenjak kuliah, saya sering mencatat dengan cara mind mapping. Catatan materi kuliah saya penuh dengan garis lengkung, singkatan, simbol-simbol dan spidol warna-warni. Pokoknya catatan saya rame sekali. Apalagi gaya belajar saya dominan visual learning. Saya lebih suka membaca buku dan lebih mudah memahami pembahasan melalui singkatan, kata kunci, diagram, ilustrasi gambar, simbol dan peta dibandingkan mendengar penjelasan langsung dari dosen saya di kelas. Rasanya kalau tidak mencatat poin-poin penjelasan dosen di buku catatan terasa belum lengkap. Coretan-coretan mind mapping saat kuliah itu yang banyak membantu saya belajar di rumah.

Mind mapping membantu saya memetakan materi mana yang harus dipelajari lebih mendalam, dan mana yang hanya dibaca sebagai pengetahuan saja. Ini membantu sekali, apalagi waktu itu saya kuliah di jurusan psikologi yang memang banyak materi hapalannya. Saya harus memahami satu-persatu dari puluhan teori psikologi yang ada, memahami berbagai instrumen alat tes psikologi yang berbeda-beda fungsinya dan menganalisa hasil tes pemeriksaan psikologi dengan berbagai teori yang sudah saya pelajari.
Bagi saya, mencatat dengan mind mapping ini sangat membantu sekali. Hanya dengan melihat selembar catatan mind mapping saja, saya bisa memahami keseluruhan materi yang sudah saya pelajari. Simple dan mudah dipakai saat harus mendiskusikan materi kuliah dengan teman-teman. Dengan mind mapping juga, saya terbantu saat presentasi di depan kelas. Biasanya saya sering lupa karena grogi berbicara di depan kelas. Namun dengan mind mapping, saya lebih runut dan sistematis menjelaskan presentasi saya tanpa khawatir lupa dan keluar jalur hehe. Ujian lisan dan tulisan pun alhamdulillah terlalui dengan sukses dengan bantuan mind mapping.
Tahun 2011 saya pernah mengikuti pelatihan menulis buku bersama Mbak Indari Mastuti, seorang Ibu yang berkecimpung di bidang penerbitan buku dan memiliki impian untuk menerbitkan buku-buku yang ditulis oleh para Ibu rumah tangga. Awalnya saya menganggap bahwa menulis buku itu sesuatu yang mustahil dan sulit diwujudkan. Apalagi sebagai seorang Ibu Rumah Tangga yang punya seabrek kegiatan domestik yang tiada habisnya. Ternyata Mbak Indari memberikan step by step menulis dari nol. Jadi nggak ada alasan lagi untuk mengatakan menulis buku itu susah, kata Mbak Indari. Makjleb banget kan? Kena banget dech kata-kata pamungkas Mbak Indari ini. Saya pun makin bersemangat mengikuti seluruh kegiatan dan mengerjakan tugas-tugas menulis yang diberikan.
Langkah penting untuk menulis buku yang paling berkesan saat itu adalah menggunakan mind mapping dalam memetakan pikiran kita dan membuat alur rancangan buku yang ingin kita tulis. Saat menuliskan seluruh ide-ide yang muncul di pikiran dalam bentuk mind mapping, semua menjadi tergambar dengan jelas. Kita jadi lebih mudah untuk mengurutkan ide-ide itu dalam masing-masing bab yang ingin kita kupas lebih mendalam. Saat diminta membuat mind mapping buku yang ingin kita tulis, saya sangat bersemangat sekali untuk mempraktekkannya. Ternyata memang keren sekali! Kita jadi punya peta pikiran yang sangat detail dan sistematis untuk mengembangkan ide-ide kita.
Setelah itu kita bisa memakai mind mapping untuk memandu kita dalam menuliskan pembahasan topik di setiap bab, mengaitkan topik yang satu dengan topik lainnya sehingga saling terhubung dan mengurutkan setiap materi sesuai dengan tema-tema yang sudah kita tentukan. Kunci penting lainnya adalah doa, niat, kemauan dan tekun menulis. Pantas saja banyak ibu-ibu keren yang menghasilkan karya buku solonya dari rumah, ternyata ini kuncinya. In shaa Allah, semoga suatu saat nanti saya bisa mengikuti jejak-jejak mereka, aamiin.
Suatu sore seperti biasa saya mengikuti kuliah online Bunda Cekatan di Institut Ibu Profesional. Tema yang dibahas saat itu sangat menarik sekali, yaitu mind mapping. Ibu Septi mengulas betapa mind mapping memiliki manfaat luar biasa. Sebagai seorang Ibu, tentu saya punya peran penting dalam mendampingi proses belajar Nabila. Nah ternyata dengan mind mapping kegiatan belajar bersama Nabila menjadi lebih menyenangkan. Saat saya tahu caranya membantu Nabila belajar, ternyata membuat dia semakin semangat belajar. Bu Septi mengatakan kalau catatan anak-anak dibuat dalam bentuk mind mapping dan komik biasanya lebih mudah dipahami dan lama diingatnya. Dengan simbol-simbol, gambar yang menarik, kartun dan kata-kata singkat biasanya akan lebih mudah “nyantol di otak” dibandingkan penjelasan yang panjang-panjang. Saya setuju sekali, saya banget nich! hehe.
Saat belajar matematika bersama Nabila, saya melihat buku pelajarannya penuh dengan gambar komik yang isinya menjelaskan proses pengurangan, penambahan, dan perkalian dalam sebuah cerita yang menarik. Dia lebih mudah memahami penjelasan lewat komik dan gambar-gambar di bukunya daripada penjelasan saya yang panjang-panjang. Sepertinya dia terlihat bosan kalau saya yang menjelaskan, saya pun dibuat bingung kenapa kok anak saya nggak paham-paham juga sih. Setelah saya dijelaskan dalam bentuk cerita dan gambar, semua tersaji secara kongrit dan akhirnya dia bisa mengerti. Alhamdulillah, ternyata kita juga harus kreatif menciptakan cara belajar yang menarik dan mudah dipahami anak-anak kita.
Kalau saya perhatikan buku-buku pelajaran anak saya di SD Korea memang cukup unik. Buku pelajarannya sudah seperti buku cerita karena penuh dengan gambar-gambar komik, cerita bergambar, simbol-simbol gambar dan penuh dengan stiker beraneka ragam. Saat pertama kali melihat buku pelajarannya, saya sempat terbengong-bengong. “Ini buku pelajaran kenapa seperti komik, tidak serius seperti buku-buku pelajaran SD Indonesia yang saya pelajari bersama putri saya?”. Anak saya selalu penuh semangat kalau menceritakan isi buku pelajaran Koreanya. Dengan melihat sebuah gambar, dia bisa menceritakan banyak hal. Ternyata imajinasi anak-anak melalui gambar memunculkan banyak ide-ide cemerlang dan kreatifitas. Sesuai sekali dengan penjelasan Ibu Septi.
Kebetulan anak saya memang sangat suka sekali menggambar dan membaca. Sepertinya hobi saya dan suami menurun ke putri saya. Salah satu buku favorit Nabila adalah serial “Why series”, sebuah buku komik sains Korea dengan gambar dan alur cerita yang sangat menarik. Memberikan pengetahuan sains dengan cara yang unik melalui cerita petualangan yang jenaka dan seru untuk diikuti. Dengan membaca Why Series, putri saya lebih mudah memahami muatan sains karena terlarut dalam kisah petualangan yang seru. Ternyata buku komik bisa bikin pintar!
Dia terlihat asyik dan enjoy sekali kalau sudah membaca buku Why Series di rumah. Buku ini ditulis oleh Lee Kwang Yong dalam bahasa Korea, bestseller di Korea dan Indonesia. Alhamdulillah putri saya dengan mudah meminjam buku-buku itu di perpustakaan sekolahnya. Saya pun senang karena tidak perlu merogoh kocek banyak untuk membeli buku. Meski demikian saya tetap memantau dan mengecek isi buku-bukunya supaya dia tidak membaca buku yang salah. Pernah suatu hari saya pergi menemani dia ke perpustakaan umum dan melihat koleksi buku Why Series disana. Saya membuka buku Why Series yang judulnya reproduksi manusia, saya terkejut sekali karena ada banyak gambar yang tidak pantas dilihat anak-anak. Saya meminta Nabila untuk tidak membaca judul buku itu karena ada gambar-gambar yang kelihatan auratnya dan nggak boleh dilihat anak kecil. Semenjak itu saya selektif memilih buku-buku yang dipinjam Nabila dari perpustakaan umum.
Manfaat mind mapping lainnya yang saya rasa efektif bagi anak saya adalah membuat peraturan rumah dan kegiatan harian tertulis yang dia gambar sendiri dan di tempel di dinding. Kami membuatnya bersama-sama. Saat sepulang sekolah, saya hanya mengingatkan dia untuk melihat kegiatan apa yang harus dilakukan, apa saja yang boleh dia lakukan dan tidak boleh dilakukan. Kalau dia lupa melakukan tugasnya sebelum asyik bermain, saya tinggal mengingatkan dia untuk melihat mind mapping saja.
Sebelumnya saya sering mengingatkan anak saya setiap sepulang sekolah untuk meletakkan baju sekolah yang sudah dipakai ke mesin cuci, memasukkan sepatu ke tempat sepatu, cuci tangan dan berwudhu lalu sholat dhuhur sebelum mencicipi kue-kue kecil yang saya siapkan untuknya. Kadang kesal juga kalau sering mengingatkan dia setiap hari. Ternyata kata Ibu Septi kalau anak-anak melihat peraturan tertulis biasanya lebih mudah ingatnya daripada mendengar omelan dan ceramah ibunya yang panjang dan membuatnya bosan, hehe bener juga.
Setelah mendapat materi mind mapping dari Ibu Septi, saya mulai menerapkan agenda kegiatan harian dalam bentuk mind mapping yang ditempel di dinding. Selama ini saya sering kesulitan mengatur pembagian waktu untuk mengerjakan pekerjaan domestik rumah (seperti mencuci, masak, membersihkan rumah, mengasuh anak, menemani Nabila belajar), kegiatan di luar rumah, pengajian, menulis, dan mengurus bisnis souvenir Korea secara online. Semuanya membutuhkan perhatian saya untuk segera dikerjakan dengan cepat. Saya merasa pekerjaan saya tidak ada habis-habisnya.
Ketika saya mencoba menulis kegiatan harian saya dalam buku agenda, saya sering mendapatkan sisa waktu yang banyak tetapi pekerjaan masih banyak yang belum selesai. Ternyata saat menuliskan kegiatan dalam bentuk per jam membuat saya merasa santai kalau pekerjaan yang saya tulis sudah selesai sebelum waktunya, tapi tidak semua kegiatan dapat tertulis secara detail di agenda. Akibatnya selalu ada banyak sisa pekerjaan yang terlewat dan menumpuk jadinya.
Saat menuliskan semua kegiatan rutin dalam selembar kertas mind mapping, saya bisa melihat dengan jelas dan detail apa saja tugas-tugas yang harus saya kerjakan hari itu. Biasanya saya menuliskan semua tugas-tugas itu dalam sebuah tabel yang bisa di centang saat selesai dikerjakan. Jadi dalam setiap ruangan, saya menuliskan daftar pekerjaan yang harus dikerjakan. Misalnya kegiatan di dapur : memasak nasi, menyiapkan sayur dan lauk, mencuci piring, merapikan dapur, mengecek air galon minum, membuang sampah, dll. Kegiatan di ruang tengah : merapikan mainan, menyapu, mengepel, mengelap perabotan, merapikan buku, menyiapkan keperluan makan keluarga, dll. Dengan melihat daftar ini saya jadi tahu mana pekerjaan yang sudah selesai, mana yang masih belum dikerjakan, dan mana yang harus disambung keesokan harinya. Saya juga bisa memperkirakan berapa lama waktu yang harus saya persiapkan untuk menyelesaikan tugas saya satu persatu.
Dengan cara ini, saya merasa waktu harian menjadi lebih efektif dalam mengerjakan semua tugas-tugas di rumah. Saat semua pekerjaan primer mengurus rumah dan mengasuh anak-anak selesai, maka saya bisa mengalokasikan sisa waktu yang ada untuk mengikuti berbagai kegiatan di luar rumah seperti kursus bahasa Korea, mengikuti kelas memasak, kelas paper quilling, kelas kerajinan tangan (handmade), silahturahmi ke rumah teman, mengaji dan sekedar mengajak anak-anak bermain di taman. Saat mengurus bisnis online pun, saya bisa lebih leluasa mengerjakan tanpa meninggalkan tumpukan pekerjaan rumah dan rengekan anak-anak yang mengajak main.
Kata-kata Bu Septi yang paling berkesan saat memberi kuliah mind mapping adalah “kalau kita ingin produktif diluar rumah maka kuatkan dulu pondasi kita yang utama dalam mengurus rumah dan anak-anak supaya semuanya bisa berjalan teratur, suami tidak protes dengan pekerjaan rumah yang menumpuk dan anak-anak tidak terlantar untuk diurusi”. Buat saya materi mind mapping dari Ibu Septi ini luar biasa sekali dalam mengubah kebiasaan hidup saya agar bisa lebih teratur menjalani kegiatan di rumah melalui mind mapping yang sudah saya buat dan selalu komitmen untuk menyelesaikannya dengan baik. 

Alhamdulillah, tidak ada lagi teriakan dan omelan saat mengingatkan putri saya untuk mengerjakan tugas hariannya di rumah, karena saya tinggal meminta dia melihat mind mapping miliknya. Tidak ada lagi sindiran halus dari suami saat saya sibuk mengikuti kegiatan di luar rumah dan mengurus bisnis online, tapi rumah masih berantakan dan makan siang belum tersedia di rumah hehe. Suami pun memuji saya karena cekatan mengurus rumah dan anak-anak. Suami meminta saya untuk mempraktekkan lagi ilmu-ilmu yang saya dapatkan di kelas Ibu Profesional karena merasa banyak manfaat yang di dapat. Alhamdulillah, ternyata dengan mempraktekkan mind mapping di rumah bisa memberi banyak manfaat bagi saya dan keluarga. 



Note :
Beberapa aplikasi komputer untuk membuat mind mapping dapat di download secara gratis dari internet seperti : Xmind, Freemind, SimpleMind Free dan lain sebagainya.

          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...