Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Sabtu, 09 Januari 2016

Launching Buku Bunda Produktif di Bandung (#Day2)

Kiri ke kanan :Teh Thasya, Teh Isti, saya dan Teh Seruni ( doc. Shanty Dewi)


Alhamdulillah tanggal 22 Desember 2015 bertepatan dengan ulang tahun Institut Ibu Profesional (IIP) yang ke empat, saya diberi amanah menjadi pembicara di acara launching buku Bunda Produktif bertempat di Bapusipda, Bandung. Sempat deg-degan karena ini pengalaman pertama saya menjadi pembicara di acara besar dan sempet minder karena dua pembicara lainnya keren-keren hehe ( duh saya mah apah atuh, hiks). 
Setelah saya pikir-pikir dan pertimbangkan berkali-kali, akhirnya saya putuskan untuk mengambil tantangan ini sebagai proses belajar public speaking dari Teh Isti Khairani yang lebih piawai dan sering tampil menjadi pembicara acara seminar financial training Ibu dan Anak. Kebetulan saat itu saya belum pernah ketemu dan mengobrol langsung dengan Teh Ade Seruni, jadi acara launching ini saya bisa belajar juga dari Teh Seruni. 

Buku Bunda Produktif ini merupakan buku seri keempat dari Institut Ibu Profesional (IIP) yang merupakan kelanjutan dari Antologi Ibu Profesional (2012) Bunda Sayang (12 ilmu dasar mendidik anak, 2013) dan Bunda Cekatan (12 ilmu dasar manajemen rumah tangga, 2014). Proses penyusunan buku ini berjalan sekitar delapan bulan sejak April hingga Desember 2015. Buku ini disusun oleh tim buku yang solid, yaitu Mbak Niken TF Alimah, Mbak Lina Prihatin, Mbak Ardiba Sefrienda, Mbak Ahliana Afifati Sani, Mbak Sapta Suci dan saya.

Setiap anggota tim memiliki tugasnya masing-masing dari hunting kontributor kisah inspirasi Bunda Produktif, mengedit tulisan, mencari penerbit, mengurus ISBN, membuat cover buku, lay out naskah, mengontak distributor IIP masing-masing kota, promosi di media sosial, pemasaran, pembukuan dan lain sebagainya. Kami hanya berkomunikasi via email, facebook dan whatsapp untuk berkoordinasi menyusun buku. Saat itu saya masih di Korea dan sampai sekarang saya belum pernah berjumpa dengan tim buku yang sebelumnya juga menyusun buku Bunda Cekatan setelah sepulangnya saya ke Bandung. Moga suatu saat bisa kopdar khusus dengan teman-teman tim buku yang sudah terjalin selama dua tahun ini, amiin. 

Berbeda dengan seri buku Bunda Sayang dan Bunda Cekatan yang berisi materi kuliah Ibu Septi Peni Wulandani beserta pengalaman para kontributor menerapkan ilmu yang didapat bersama keluarga tercinta, namun di buku Bunda Produktif ini kita bisa melakukan pemetaan bakat dan passion secara online melalui Tes Strength Typology (ST-30) oleh Abah Rama di www.temubakat.com . Setelah melakukan pemetaan bakat dan passion, kita bisa belajar untuk ATM ( Amati Tiru dan Modifikasi) dari pengalaman para kontributor buku dalam menjalankan kegiatan produktifnya dalam menjemput rezeqi dan mengoptimalkan semua potensi yang dimilikinya agar menjadi Bunda yang memberi manfaat bagi banyak orang. Menjadi Bunda Produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai kepuasan hidup, di terima dengan penuh kesyukuran, dan sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi sesama. 

Bunda Produktif harus selalu berikhtiar dengan sungguh-sungguh, bekerja untuk menegakkan taat kita kepada Allah, berbakti pada suami, bertanggung jawab terhadap buah hati, dan berbagi manfaat serta selalu yakin bahwa rezeqi tidak selalu terletak pada pekerjaan kita melainkan Allah yang berkuasa meletakkan kehendaknya pada masing-masing hambanya. Rezeqi tidak selalu bernilai nominal dan materi semata, melainkan berupa semua nikmat dan karunia yang diberikan Allah untuk seorang Ibu yang selalu bertaqwa dan menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh. 

Buku Bunda Produktif ini berhasil mengumpulkan 27 kontributor yang bersedia berbagi pengalaman produktifnya dalam 32 kisah inspiratif yang sarat pembelajaran. Para kontributor ini tidak hanya berasal dari Indonesia saja, tapi juga tersebar di Korea dan Jepang. Saya berhasil mengajak dua sahabat saya di Jepang, satu sahabat di Korea dan satu sahabat di Balikpapan untuk mengikuti audisi dan naskah mereka pun lolos seleksi dari tim penyusun buku. Pembaca akan belajar bagaimana para penulis ini memanajemen waktu dan keluarganya sehingga kegiatan produktifnya tetap bisa berjalan lancar tanpa harus mengorbankan keluarga dan urusan domestik rumah. Siapapun berpeluang menjadi Bunda yang Produktif. Kesuksesan itu menular. Rasakan sensasi menjadi Bunda yang Produktif yang disayang keluarga setelah membaca buku ini. 

Dalam acara launching Buku Bunda Produktif yang dipandu oleh Teh Thasya Sugito, para peserta diajak untuk melakukan Amati Tiru dan Modifikasi ( ATM) dari ketiga kontributor IIP Bandung yang memiliki kegiatan produktif yang berbeda-beda. 

Kontributor pertama adalah Teh Isti Khairani  yang memiliki dua putri berusia 5 tahun dan 1,5 tahun yang memilih resign dari Bank BUMN setelah bekerja selama 9 tahun. Alasan beliau resign adalah menghindari dosa riba dan ingin menggunakan waktu lebih banyak bersama anak-anak. Teh Isti lalu mengembangkan Bumi Inspirasi Learning Center yang sangat fokus pada tiga program yaitu financial literacy, green and clean literacy ( melalui bank sampah) dan Al-Quran literacy ( melalui Taman Pendidikan Al-Quran). Selain itu Teh Isti juga sering mengisi training dan workshop seputar edukasi financial literacy kepada para Ibu dan anak-anak. 

Teh Isti membagi kunci sukses bagaimana menjadi Bunda Produktif yang sudah beliau terapkan. Pertama, kita harus menetapkan impian (Dream- Pray -Share -Action). Milikilah impian yang besar dan selaraskan impian tersebut dengan pasangan dan anak kita. Mulailah dari passion yang kuat dan niatkan semuanya untuk ibadah serta memberi manfaat bagi banyak orang karena jaminannya adalah pahala dunia akherat. Kedua, menyusun aksi. Langkah yang bisa dilakukan adalah memantaskan diri di hadapan Allah dengan berdoa, melipatgandakan ibadah dan terus memperbaiki diri. Pastikan bahwa anak dan suami adalah prioritas utama dan bentuklah home team yang mendukung. Memulai bisnis dengan mempelajari ilmunya, membangun relasi dengan orang-orang yang mendukung, semangat belajar dan silaturahmi. Bentuklah personal branding dan jangan malu untuk memperkenalkan diri dengan orang lain. Jangan memulai bisnis dari hutang. Carilah investor untuk bekerja sama dengan memberikan track record keuangan yang baik. Kelola keuangan bisnis dan keluarga agar tidak tercampur. Dan selalu mencatat jadwal dan menyusun prioritas agar langkah kerja lebih terarah. Ketiga, menetapkan ukuran pencapaian dengan merencanakan batas waktu dan target yang ingin dicapai agar memudahkan kita untuk mengevaluasi dan membuat rencana perbaikan yang lebih baik. Senantiasa berdoa, berusaha dan tawakal kepada Allah setelah melakukan ikhtiar yang terbaik.

Kontributor kedua adalah Teh Ade Seruni, seorang mantan asisten Apoteker di RS Hermina. Beliau memiliki usaha berjualan pulsa dan token. Apa yang membuat Teh Seruni bisa tetap survive di bisnis ini dimana banyak orang yang gagal menjalankan bisnis ini karena merasa keuntungan yang didapat kecil? Ternyata Teh Seruni berbagi bagaimana menemukan kunci pembuka rezeki. Kunci pertama, kita harus meluaskan niat kita di bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata, namun niatkan untuk membantu orang lain. Teh Seruni meniatkan menjalankan bisnis ini untuk membantu saudaranya yang ternyata membuat bisnisnya mengalami kemajuan yang pesat dan mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Beliau juga meniatkan untuk bersedekah tiap jumat sehingga Allah memudahkannya bersedekah setelah beliau giat berusaha setiap harinya. Kunci kedua adalah memaksimalkan ikhtiar iman. Usahakan ikhtiar yang kita lakukan tidak hanya ditargetkan untuk mencapai sukses di dunia saja namun harus mampu diniatkan bisa sukses di akherat juga. Jangan hanya berjuang mati-matian demi bisa meraih sukses di dunia saja, yakinlah Allah selalu mencukupkan segala kebutuhan kita. Kalau selalu merasa selalu kurang, bisa jadi ada yang salah dengan niat kita. Perbaiki kembali niat awal berbisnis untuk sukses buat diri kita dan orang lain baik di dunia dan akherat. 

Kontributor ketiga adalah saya sendiri. Alasan saya menjalankan bisnis souvenir Korea adalah ingin membantu perekonomian keluarga yang saat itu dikatakan cukup sulit karena suami tidak memperoleh izin dari profesor untuk part time mencari tambahan penghasilan keluarga. Kami yakin bahwa Allah selalu memberi kecukupan rezeki bagi kami, dan rezeki yang kami dapatkan bukan sekedar berasal dari beasiswa saja. Kesehatan yang baik,  anak yang sholeh, kemudahan berdakwah dan amar ma'ruf merupakan rezeki yang tak ternilai selama tinggal di Korea. Meski banyak mengalami kondisi sulit, kami tetap yakin Allah akan memberikan peluang untuk menjemput rezeki Allah yang Maha Luas. Kesempatan untuk berjualan souvenir menjadi salah satu jalan menjemput rezeki yang kami syukuri dan kami usahakan dengan sungguh-sungguh. Meski berbisnis souvenir Korea, saya berupaya tetap mengutamakan mengurus keluarga dan menyelesaikan seluruh urusan dosmetik sehingga kewajiban saya tertunaikan tanpa terganggu dengan kemubahan bekerja untuk membantu suami. Ridho suami, ingin membantu orang lain dan tawakal kepada Allah adalah kunci saya menjalankan bisnis ini hingga meraih banyak keberhasilan di bisnis ini. Selain menjalankan bisnis souvenir, saya juga menulis beberapa antologi buku yang saya tulis di sela-sela waktu luang mengasuh anak-anak. Kegiatan menulis ini saya pelajari secara online dan berlatih menulis sendiri, merutinkan membaca buku minimal satu buku per minggu. Alhamdulillah saat ini sudah ada 8 buku antologi yang membuat saya makin bersyukur dan yakin bahwa ketika kita bersungguh-sungguh mengurus keluarga, maka Allah akan mencukupkan rezeki kita ( be profesional, rezeqi will follow). 


Acara launching buku Bunda Produktif ini sangat spesial karena dilakukan serentak dalam dua hari di 16 kota dengan mengundang para kontributor buku dan bunda produktif diluar Institut Ibu Profesional. Launching buku ini juga menjadi ajang kopdar dengan teman-teman Institut Ibu Profesional Bandung yang selama ini hanya mengenal via facebook dan whatsapp saja. Ibu saya yang sedang berkunjung ke Bandung begitu semangat menghadiri acara ini. Ibu saya sangat kagum dengan semangat teman-teman IIP Bandung yang dengan kesibukannya mengurus keluarga, masih sempat untuk berkumpul dan sharing bersama. 

Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh para Bunda Produktif IIP Bandung yang menawarkan produk barang dan jasa mereka sehingga terjalin networking yang sehat, solid dan penuh manfaat kepada semua peserta yang hadir saat itu. Saya pun membuka stand baju hanbok dan memberi kesempatan bagi para peserta memakai baju hanbok asli Korea dan berfoto bersama putra-putrinya secara gratis. Alhamdulillah Nabila dengan sigap melayani para Bunda yang ingin mencoba baju hanbok dan membantu mendokumentasikan pengalaman berkesan ini. Alhamdulillah hari itu saya merasa senang dan bersyukur sekali dipertemukan dengan para Bunda yang banyak memberikan saya inspirasi dan persahabatan yang baik. Jazzakumullahi khairan katsiran buat semua Bunda yang sudah hadir. Barakallahu fikum. 

NB : One Day One Post for #99 days (#Day2)

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...